Donnerstag, September 29, 2005

AKHIRNYA JUMPA LAGI

Sekian bulan tak bertemu, setelah apdet terakhir di Baroness. Akhirnya bisa juga ngisi lagi blog ini.

Terlalu banyak -seharusnya- jejak dan cerita yang digoreskan. Sekian bulan lewat, tak berbilang lagi episode cerita yang dialami. Namun mohon maaf, tak semuanya bisa diejawantahkan dalam tulisan. Bukan tidak mau, bukan juga tidak bisa. Tapi soal malas. Mungkin malah ceritanya tidak penting, basi gituw loh.

Jadi saya hanya ingin mengucapkan sehalaman dua halaman kata pembukaan. AKHIRNYA KITA JUMPA LAGI.

Terima kasih banget buat temans yang masih ada juga yang berkunjung. yang menyentil maupun yang sekadar say hello.

Saya berhutang kunjungan balasan buat kalian. Suatu saat saya akan bayar. Insyaallah.

Apdetan berikut mungkin lebih bisa bercerita. cerita tentang West Seno, Sarku 2000, lokasi baru saya dan lain-lain. So, don't miss it

Sonntag, Mai 15, 2005

BYE..BYE.. BARONESS

Setelah 2 tahunan lebih beroperasi di Indonesia. Mengeksplorasi ladang minyak milik Unocal Indonesia, maka pada tanggal 16 mei 2005, rig Ocean Baroness milik Diamond Offshore Inc. akhirnya harus meninggalkan negeri ini. Meninggalkan banyak kenangan, meninggalkan banyak pengalaman.

Posisi terakhir di blok Bukat, wilayah yang tidak jauh dari ambalat menjadi kenangan tersendiri. Karena baru kali ini mengebor dikawal kapal perang.

Tapi itulah. Ada perjumpaan ada pula perpisahan. Setiap pekerja mempunyai tujuan masing2. Yang kontraktor kembali ke kantor dan bahkan ada yang ditransfer ke lokasi lain. Namun ada juga pekerja yang tetap menyertai Ocean Baroness hingga ke Singappur untuk perawatan.

Sedih juga lega. Sedih karena kebersamaan, keceriaan dan persahabatan akhirnya dipisahkan jarak. Entah kapan lagi akan bertemu. Entah didaratan mana lagi atau malah entah dilaut mana lagi. Namun rasa lega juga ada, akhirnya tugas melaut akhirnya berakhir juga.

Kini saatnya kembali jadi manusia beradab. Manusia biasa yang bermasyarakat. Mumpung aroma pilkada mulai menyengat, siapa tahu bisa jadi ketua RT. hehehehe...

Selamat tinggal Baroness, selamat jalan semuanya.
Semoga sukses selalu. hik..hik..hik..

Dienstag, April 19, 2005

Antara Dua Budaya

Ada yang menarik sy perhatikan selama di rig dari dua ras yang berbeda, ras asia (Indonesia) dgn ras eropa (bule2 itu). Soal cara mengisi waktu selama di rig.

Umumnya kru kita, kalo banyak waktu luang, kalo gak nonton TV, film, ya... molor.
Tapi kalo kru bule, kebanyakan, kalo gak di ruang olahraga ya.. baca novel.
Beda banget ya. Atau mungkin juga sebenarnya kru kita mau baca2, cuma novel2nya bahasa Inglish semua. Bacanya aja belepotan apalagi mau dimengerti isinya. Mana gak ada gambarnya lagi.. tulisan mulu.. :D

Beda sama film apalagi gambar nudis, biar teksnya bahasa dari planet mana, toh.. gambarnya bisa dipahami. Meski menikmatinya dgn nafas yang berat dan rasa deg-degan. hehehe.

Atau inilah perbedaan budaya, hasil didikan dari kecil antara dua benua itu. Antara yang negaranya maju dgn negara berkembang. Mereka menyaring ilmunya, kita menyerap sampah dari mereka.
Tau lah.

Dienstag, April 05, 2005

Penumpang Gadungan Rig

Kemarin dapat perintah mendadak. Harus ke rig Searex 4 di wilayah kerja Total Finaelf.
Teman yang harusnya kesana, mengundurkan diri karena alasan tertentu sementara stok yang ada cuma 2 orang; saya sama Ical. Ical gak bisa karena bininya lagi sakit. Saya yang maituanya sehat terpaksa harus "Siap, Komandan!!". Meski kepala puyeng juga, belum menikmati rig darat, belum melakukan drilling dan cement job sudah harus berangkat melaut lagi. Mana lapangan belum siap didarati lagi.. Gile benerr..

Lantaran mendadaknya (malam ini dihubungi, besok pagi berangkat), nama yang terdaftar di daftar penumpang heli pun bukan nama saya. Tapi nama org lain. Terpaksa, saya berangkat dgn mengaku nama teman itu. ID card yang diminta untuk verifikasi, sy bilang ketinggalan di rumah lantaran buru-buru. Untungnya petugasnya percaya. He..he..he..
Gak kepikir deh, gimana kalo ada kecelakaan dalam perjalanan. Asuransi lewat pasti.

Nah, setelah nyampe di Searex, nama yang diregistrasi untuk POB (passenger on board) pun nama teman itu. Cuman saya minta supaya nama saya ditambah di belakannya, biar lengkap alasan saya. Meski setelah disambung malah terasa aneh gitu..
Aneh mungkin karena ngubah nama tanpa potong kambing sama bikin bubur merah putih ya?

Untungnya, keanehan itu bisa direduksi kemudian perlahan-lahan dgn ngibul sana-sini. Nama didaftar POB pun kembali normal. Alhamdulillah. Bonus dapat, Asuransi pun tak lepas. Asyikk..



Freitag, März 11, 2005

Ambalat tegang, Ngebor Jalan terus

Ketegangan di tapal batas Indonesia dan Malaysia soal blok Ambalat (Timur) terasa juga hawanya di rig. Blok yang super duper potensial minyak dan gas itu bagai puteri impian.

Prediksi ilmuwan, hasil eklsplorasinya bisa membuat Indonesia bebas hutang dan bahkan jadi negara kaya. Konon 40-an ribu trilyun barrel potensi minyak bisa disedot disana. Belum gas hidrokarbonnya.
Bandingkan dengan produksi minyak Indonesia saat ini yang sekitar 900 ribu barrel perhari (bph) dari kouta minyak Indonesia di OPEC yang sekitar 1,3 juta bph atau utang Indonesia yang 'hanya' beberapa ratus atau ribu trilyun. O..la..laa...

Nah, blok Ambalat Timur yang disengketakan itu sudah di serahkan RI ke Unocal akhir 2004 lalu untuk dikelola. Dan rig Ocean Baroness, tempat daku berumah di laut itu, bekerja untuk Unocal dan bakal ngebor disana mulai minggu depan. Setidaknya 2 sumur minyak akan digali di sana atau sekitar 1-2 bulan lah Baroness akan berdiam di Ambalat.

Gimana rasanya ngebor di awasi kapal perang dua negara, yang saling intai, saling siaga, dan siap perang kalau terpaksa??
Entah lah...

Yang jelas, dua sumur itu harus tetap digali karena itu kewajiban rig dan masuk dalam kontrak kerja. Kecuali mungkin jika perang benar-benar terjadi. Ihhh.... please, deh!. Jangan lah.

Makanya ada usul dari pekerja, jika latihan mingguan bukan cuma latihan kebakaran dan meninggalkan kapal. Tapi juga latihan menghindari peluru nyasar. :D

Kebetulan di Baroness juga ada pekerja asal Malaysia. Dulu main olok-olokan sih biasa, namun sejak kasus Ambalat mereka keliatan lebih pendiam. Padahal pekerja kita gak ngapa-ngapain. Kerja aja seperti biasa. Sikap pun biasa aja.
Apakah ini pengaruh media, sikap waspada atau nyali yang menciut. Entah..Entah.